Makanya, Kalo Doa Tuh yang SPESIFIK! Part 1

Hi Guys,

Kalian ada yang pernah denger atau baca kata-kata yang di judul blog gw kali ini? Gw yakin, pasti pernah. Yah, sekali atau dua kali, selewat-lewat gitu pas ada ceramah di pengajian atau di TV, Sosial Media, atau pas denger khotbah di agama-agama lain. Ada yang ngeh, ada yang enggak. Nah kebetulan, gw ini termasuk yang amat ngeh dengan kata-kata itu, karena gw pernah ngalamin sendiri.

Pengalaman gw kali ini berhubungan dengan kisah percintaan gw. Ehem.

Sekitar 4 tahun lalu mungkin ya, gw berkenalan dengan cowok ini (aduh semoga orang yang terlibat dalam cerita ini gak baca tulisan gw ini ya. Well, 90% gw yakin gak bakal baca juga sih, karena dia bukan typically yang suka baca). Singkat kata, setelah beberapa kali dating akhirnya kita jadian. 

Gw dan dia berjalan baik-baik saja selama pacaran. Dia care, perhatian, dan nurut sama gw. Gw sangat merasakan dia memang sayang sama gw dan gw cukup bahagia.

Sampai suatu hari, dia siang hari itu posisi gw di kantor dan believe it or not, tiba-tiba gw sadar bahwa hubungan gw sama dia tidaklah seimbang. Karena gw baru sadar bahwa.. Gw sebenernya gak ada rasa sama dia. Gw hambar, dan gw cuma ngerasa seneng aja kalo dia perhatian sama gw, nurut, bisa nemenin gw jalan dan gw bisa mencurahkan perhatian yang sama ke orang lain. Dan ternyata, hubungan dengan rasa yang timpang begini gak akan bertahan lama. Dan ini terpikir bukan karena kita lagi berantem atau apa, ini posisinya hubungan kita lagi adem ayem.

Satu minggu setelah gw merasa risih dengan kehadirannya dan gw bukanlah orang yang bisa toleransi dengan rasa-rasa gak nyaman dengan orang lain, gw memberanikan diri untuk take a break dari hubungan ini. Gw minta waktu dua minggu untuk meyakinkan diri dan gw bilang gw lagi gak mau diganggu. Dia mempertanyakan hal itu dan gw bahkan gak tau jawabannya. Gw bilang singkat, padat, 'aku cuma mau sendiri dulu, I neead a break".

Karena dia adalah orang yang baik dan pengertian, dalam dua minggu kita gak ada kontak sama sekali kecuali part dia ngucapin gw ulang tahun, dan dengan singkat gw bales: Terima kasih. Pas waktunya tiba, dua minggu setelah gw minta break, dia kirim gw SMS (even BBM di hp baru gak gw kasih tau ke dia), mempertanyakan kelanjutan hubungan gw sama dia ini. At that moment, gak ada yang ada di pikiran gw selain: "DAMN, ngapain lagi sih ni orang pake kontak gw lagi???" Dan jawaban pasti, tegas dan mungkin menyakitkan, gw bilang bahwa gw gak bisa sama dia lagi karena gw gak ada rasa. Iya, gw putusin dia cuma lewat SMS, ditengah dia mungkin lagi memulai proses sesuatu hal baik untuk KITA. That's all. Dan dia gak bales lagi.

I know, di posisi ini gw adalah semacam orang yang sangat jahat dan mungkin.. sok cantik? Whatever people say, tapi yang pasti gw coba menelaah kembali urutan perasaan itu setelah beberapa saat.

BIG QUESTION:

HE WAS SO NICE AND SO MY TYPE OF RELATIONSHIP PARTNER. WHAT THE HELL IS WRONG WITH ME AND HIM? AND WHY DID THIS HAPPEN TO US?

(Percayalah, gw seorang pemikir yang katanya logis tapi keseringan gak mau mikir :D)

Then I found out, jawabannya ada dalam DOA gw dalam meminta jodoh ke Sang Maha Pemilik Hati.

Mungkin kebanyakan dari kita, doa yang sering kita panjatkan ketika minta jodoh adalah:
Baik
Perhatian
Pengertian
Nurut
Settle
Fisik sesuai dengan keinginan kita (isi sendiri)
Sayang dan cinta sama kita
Terima kita apa adanya (fisik, sifat, kepribadian)
Disegerakan menikah
dll

Well, paling gak itu kurang lebihnya yang gw minta ke Sang Maha Pemilik Hati ketika gw berdoa. Dikasih? Dikasih.. Tuh, buktinya sama yang cerita di atas barusan. Tapi gw LUPA untuk lebih spesifik dalam doa gw kali ini. Apa yang ketinggalan ya?

I forgot to put 'LOVING EACH OTHER' part. Hal yang sangat luput dan ketika Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan, pun bukan bahagia tapi mati rasa yang ada. Dan.. Menjadi orang yang memutuskan suatu hubungan yang sedang baik-baik aja, itu gak enak lho :)

In conclusion, dalam hubungan singkat ini gw belajar bahwa Tuhan itu amat sangat baik dan membiarkan kita terus-menerus belajar. Karena kalau Tuhan menambahkan rasa (yang gw gak minta dalam doa gw), gw gak akan belajar tentang cara berdoa yang baik dan benar. Dan gw mungkin akan menikahi orang yang (mungkin) TERNYATA gak baik buat gw dan masa depan gw (I am not being selfish, but I know the fact, finally). Karena gw percaya: dalam hidup, pengalaman adalah pembelajaran :) pertanyaanya: mau gak kamu terus belajar dalam hidup?

Comments

Popular posts from this blog

102.2 FM Prambors Rasisonia 15 tahunan lalu

Daftar Lagu Prambors FM Tahun 2000-an

Hiphop Lady Wanna Be di Awal Tahun 2000-an